Kompas.com on Selasa, 17 Juni 2008 – 22:32
BANDA ACEH – Pulau Raya, salah satu pulau terluar di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) kabarnya kini hanya dihuni satu keluarga saja. Sejak bencana tsunami empat tahun lalu, penduduk lain yang tersisa di pulau tersebut telah diungsikan ke darat.
Informasi tersebut diperoleh tim ekspedisi Kodal (Komando Pengendali) II Ekspedisi Garis Depan Nusantara dari kepala desa Lho Kruet, daerah paling ujung sebelum menyeberang ke Pulau Raya. Karenanya selain memasang prasasti, tim ekspedisi berencana mengunjungi satu-satunya keluarga yang bertahan di pulau tersebut.
Seharusnya tim telah menyeberang Selasa (17/6) pagi, namun urung karena jalan diblokir warga yang tengah berunjuk rasa memprotes kebijakan bantuan pemerintah. Mereka baru akan melanjutkan perjalanan Rabu (18/6) dengan menyewa mobil.
“Perjalanan sekitar 2-3 jam ke Lho Kruet karena jalannya rusak,” ujar Arif Faturochman (Arpan), koordinator Tim Kodal II saat dihubungi melalui ponselnya. Dari Lho Kruet, tim akan menyewa perahu nelayan untuk menyebrang ke pulau yang hanya ditempuh sekitar setengah jam. Arpan dan dua anggota tim lainnya, Jiwa dan Donny ditemani Kem Syamsudin, anggota KPA Leuser selama perjalanan ekspedisi di NAD.
Perjalanan tim ekspedisi dalam beberapa hari ke depan memang di sekitar NAD. Tim kapal juga akan memasuki pulau terluar lainnya di NAD, Pulau Simeuleuceut, dua hari lagi setelah menyelesaikan misi di Pulau Wunga, pulau terakhir di Kepulauan Nias.
WAH
Leave a Reply